Wednesday, September 27, 2006

K O S O N G

Tak kudengarkan kata-katanya yang kosong.
Kata-kata bohong. Janji bohong. Janji kosong. Sekosong kentut.
Sudah lelah kudengarkan tawa kosong.
Yang menertawakan hari-hariku yang kosong. Sekosong buku agendaku. Sekosong tempurung kepalaku.
           Sekosong rumah ini.
Sekosong rongga dadaku yang tak lagi berjantung.
           Sekosong dompetku.

Ingin rasanya aku memiliki pistol yang tak kosong.
Mengarahkannya ke tempurung kepalaku yang kosong atau rongga dadaku yang sama kosongnya, dan mengosongkannya disana.
Supaya paling tidak tempurung kepala atau rongga dadaku ini berisi. Berisi peluru.

Tapi entah mengapa aku masih di sini menunggunya mewujudkan kata-katanya yang kosong.
Kata-kata bohong. Janji bohong. Janji kosong. Sekosong kentut.

Saturday, September 16, 2006

Perang

Lelap. Ranjang. Subuh.

Ledakan. Kaget. Helikopter. Tembakan. Lari. Reruntuhan.

Mayat. Asap. Debu. Pusing. Sesak. Buram. Kejam. Tentara. Teroris. Tembakan. Darah. Takut. Lari. Tetangga. Anak-anak. Tembakan. Tangisan. Teriakan. Seruan. "Kamu!". Aku?

Dor.

Sakit.

Darah.

Hah? Darah?

Darah. Darah.


Gelap.

Wednesday, September 13, 2006

Don't know how...

I want to be happy. But I don't know how.
Is it doing everything I want?
Is it being everone I want to be?
No, I hear myself say,
I'll be happy when you are happy

I want you to be happy. But I don't know how.
Is it doing everything you want me to?
Is it being everyone you want me to be?
No, you say,
I'll be happy when you are happy

I want to be happy. But I don't know how.
Is it smiling and laughing all the time?
I want to smile. But I don't know how.
Is it pulling your face muscles?
At the right places?
No, they say, it's not just that
It have to come from you heart.

....Where is my heart?
Do I have a heart?
Had I?
I want to look for my heart. But I dont know how.
Can I ask someone else to help me?
Have you seen my heart?
Wait. I remember now...I have a heart
I can feel my heart beats whenever I am near you.

130906

Biarkan malam lewat 1 lagi
Biarkan siang lewat 2 lagi
Atau bahkan biarkan purnama lewat tak terhitung
Toh waktu tak lagi menjadi patokan bagiku
yang telah merindukan dan menunggumu selama sejuta hari,
yang telah mengucapkan sejuta doa sejuta kata demi kehadiranmu.

Labels:

Tuesday, September 12, 2006

Pantai itu..

Pantai itu.. ingatkah kamu?
Kalau saja hari itu aku berhenti menjadi pengecut,
        dan berjalan menuju pantai itu.
[Hanya] untuk bersamamu
Pasti cerita lain yang tertulis diatas kertas masa lalu
Pasti ombak-ombak cinta lain takkan membawamu pergi
        karena aku ada disitu...bersamamu
Membisikkan: jangan pergi, aku disini, membutuhkanmu

Tetapi kenyataan menceritakan hal yang berbeda

Suatu hari nanti,
ketika aku tak lagi terikat jaring laba-laba lengket
tak lagi terjebak bersama seekor laba-laba kejam bernama keluarga
tak lagi terjerat tangan-tangan gurita raksasa bernama tanggunjawab,
Aku ingin pergi ke pantai itu...

Bertemu angin laut sahabat lamaku
Bertanya pada pasir saksi bisu apa yang terjadi pada hari itu
Mungkin ia akan iba melihatku duduk disini dipeluk rindu
Maka ia akan berbisik pada angin laut untuk memujuk matahari
        membawa bayangnya kembali

Melihatku lelah menangis,
        menangisi impian yang runtuh dimakan waktu
mungkin pada akhirnya deburan ombak akan menjelaskan padaku
Siapakah yang memintanya membawa pergi cinta si pengecut ini?
Apakah putri dari sebuah kerajaan duyung lainnya?

110906-vk

Sunday, September 10, 2006

For you...051287

Ketika api tak lagi bercahaya
Ketika bintang jatuh menggantikan salju
Bahkan pada saat itu,
Aku takkan pernah bisa berhenti merindukanmu
Aku merindukanmu, dan semua hal yang tak pernah kita miliki

Ketika matahari menolak bercahaya dan enggan menghangatkan
Ketika dingin tak lagi terasa dingin
Bahkan pada hari itu,
Aku takkan pernah berhenti menyalahkan diriku
Aku menyalahkan diriku karena semua hal yang tidak berani aku lakukan

Dahulu kau beri aku 8 bulan dan 1 hari untuk merasakan cintamu
Tapi aku memberimu 8 bulan dan 2 hari merasa tidak dicintai
Kini kau berikan aku selamanya untuk merasakan hampanya hidup ini
tanpa seseorang mencintaiku
Dan aku tidak mendapatkan waktu untuk mengatakan: aku mencintaimu
Kalau saja aku punya sedetik, sedetik untuk berkata padamu: aku minta maaf
Hanya itu yang aku minta,
sedetik untuk bertemu denganmu,meskipun hanya dalam tidurmu
Dan membuatmu mengerti: aku mencintaimu